#UKPackingPotatoCosts #RetailersDemand #Supermarket #ContractedSupplies #FreeBuyMarket #PotatoIndustry #CostEscalation #ProfitabilityChallenges #ConsumerDemand #SupplyChain
Lonjakan baru-baru ini dalam biaya pengemasan kentang Inggris telah mengganggu permintaan pengecer, mendorong supermarket untuk secara strategis memanfaatkan pasokan yang dikontrak untuk mengurangi dampak harga tinggi di pasar pembelian bebas. Pelajari tentang kenaikan biaya, implikasinya bagi pengecer, dan konsekuensi dari perkembangan ini pada industri kentang.
Menurut Harga Tolok Ukur Mintec (MBP) pada 6 Juni 2023, Kentang Kemasan Putih Kelas 1 EXW Inggris dihargai GBP400/mt. Angka ini menandai peningkatan signifikan GBP25/mt dari minggu sebelumnya dan lonjakan 321% yang mengejutkan dibandingkan tahun sebelumnya. Biaya yang meningkat telah memberikan tekanan besar pada pengecer, menciptakan situasi yang menantang bagi mereka untuk mempertahankan keuntungan sambil memenuhi permintaan konsumen.
Akibatnya, supermarket terpaksa mengadopsi strategi yang mengurangi ketergantungan mereka pada pasar bebas-beli, di mana harga sangat tinggi. Pembeli supermarket telah mengungkapkan bahwa pada tingkat harga saat ini, hampir tidak ada margin keuntungan saat membeli kentang yang dibeli secara gratis. Sebaliknya, mereka memprioritaskan pembelian saham kontrak untuk memastikan rantai pasokan yang stabil dan mengimbangi dampak kenaikan harga.
Meningkatnya biaya pengemasan kentang memiliki beberapa dampak di sektor ritel dan pertanian. Pertama dan terpenting, pengecer menghadapi profitabilitas yang terbatas karena tidak adanya margin keuntungan di pasar pembelian bebas. Situasi ini dapat menyebabkan penyesuaian dalam strategi penetapan harga atau pergeseran bermacam-macam kentang produk tersedia untuk konsumen.
Selain itu, penurunan permintaan konsumen akan kentang segar, ditambah dengan cuaca yang lebih hangat di Inggris dan Uni Eropa, menambah tantangan yang dihadapi petani. Penurunan permintaan memerlukan peningkatan upaya irigasi untuk mengkompensasi penurunan curah hujan, menimbulkan biaya tambahan dan kerumitan logistik bagi petani.
Perkembangan ini cenderung memiliki efek riak pada industri kentang, yang berpotensi menyebabkan perubahan rantai pasokan, negosiasi antara pengecer dan petani, dan pilihan konsumen. Pengecer perlu menavigasi kondisi pasar yang bergejolak, mencari opsi sumber alternatif, dan mengeksplorasi potensi solusi jangka panjang untuk memastikan ketersediaan kentang yang berkelanjutan sambil mengurangi dampak biaya tinggi.