#Afrika Selatan #freshproduce #globalunrest #climaterelatedissues #traderestrictions #fuelandfertilizer #exportbans #supplychain #marketaccess #Europeanmarket #economicviability
Industri hasil bumi segar di Afrika Selatan bergulat dengan berbagai tantangan yang berasal dari keresahan global, masalah terkait iklim, dan pembatasan perdagangan. Dengan biaya bahan bakar dan pupuk yang merupakan bagian yang signifikan dari biaya input, stabilitas industri terancam. Artikel ini mengeksplorasi perkembangan terkini dalam industri dan membahas konsekuensi dari tantangan ini.
Kerentanan industri produk segar Afrika Selatan telah diperburuk oleh kerusuhan global dan masalah terkait iklim. Pembatasan perdagangan, bersama dengan ketegangan geopolitik yang memengaruhi ketersediaan bahan bakar dan pupuk, semakin memperumit situasi. Menurut ekonom Thabile Nkunjana, banyak negara telah menerapkan larangan ekspor dan pembatasan bahan makanan seperti bawang, kentang, buah, dan makanan olahan.
Pada tahun 2022, sebagian besar ekspor sayuran Afrika Selatan, terutama terdiri dari kentang dan bawang, dibeli oleh negara-negara Afrika, terhitung 64% dari total. Sekitar 10% dari ekspor sayuran pergi ke Asia dan Timur Tengah, sementara Uni Eropa menyumbang 22% yang signifikan.
Menariknya, karena tingginya harga energi yang memengaruhi produksi rumah kaca dan pasokan sayuran di Uni Eropa, peluang jangka pendek muncul untuk produk segar Afrika Selatan. Perkembangan ini menghadirkan jalan potensial bagi produsen Afrika Selatan untuk memasuki pasar Eropa.
Dampak kerusuhan global, masalah iklim, dan pembatasan perdagangan terhadap industri produk segar Afrika Selatan memiliki banyak segi. Pertama, kenaikan biaya bahan bakar dan pupuk, yang merupakan 25% dari biaya input rata-rata produsen kentang Afrika Selatan, menimbulkan tantangan keuangan. Beban biaya ini dapat menyebabkan berkurangnya profitabilitas dan ekonomis kelangsungan hidup bagi petani.
Selain itu, penerapan larangan dan pembatasan ekspor oleh berbagai negara mengganggu rantai pasokan, membatasi akses pasar bagi produsen Afrika Selatan. Volatilitas ini dapat mengakibatkan fluktuasi permintaan dan harga yang signifikan, yang memengaruhi stabilitas industri secara keseluruhan.
Sisi positifnya, peluang sementara yang muncul dari tantangan terkait energi Uni Eropa memberikan hikmah bagi eksportir produk segar Afrika Selatan. Dengan memanfaatkan celah pasar jangka pendek, produsen dapat menjelajahi jalan baru dan berpotensi memperluas kehadiran mereka di pasar Eropa.
Menanggapi tantangan ini, Dewan Pemasaran Pertanian Nasional mensponsori sesi tentang rantai produk segar Afrika Selatan. Sesi ini bertujuan untuk membahas tren terkini dalam perdagangan internasional dan dampak spesifiknya terhadap industri produk segar negara tersebut. Wawasan yang diberikan oleh ekonom Thabile Nkunjana menyoroti kerentanan industri dan peluang pertumbuhan.