#pertanian #pertanian #irigasi #pengelolaan air #sensorteknologi #pertanian kentang #efisiensi #keberlanjutan
Air adalah sumber daya penting untuk produksi pertanian dan titik fokus meningkatnya persaingan. Di tanah berpasir di wilayah proyek di Northeast Lower Saxony, para petani telah lama menerapkan metode irigasi ekstensif untuk mendapatkan hasil panen yang memadai. Irigasi yang efisien dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di bidang pertanian hanya mungkin bila penghematan potensial diidentifikasi dan dimanfaatkan dengan benar.
Pendekatan yang dilakukan dalam proyek ini memanfaatkan sensor suhu untuk mengontrol irigasi kentang berbasis tanaman suhu. Ketika air langka, tingkat transpirasi tanaman menurun, mengakibatkan pendinginan penguapan berkurang. Oleh karena itu, peningkatan suhu tanaman secara andal mengindikasikan stres air. Dibandingkan dengan pengukuran lokal seperti kelembapan tanah, pengukuran radiasi termal non-kontak menggunakan kamera pencitraan termal menghasilkan hasil yang lebih berarti karena mencakup area yang lebih luas. Pengukuran awal dilakukan untuk mengembangkan dan menguji sensor yang digunakan, dilanjutkan dengan perhitungan algoritma kontrol. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan waktu dan kuantitas irigasi untuk mencapai efisiensi yang lebih besar dalam irigasi lapangan.
Hasil dari proyek ini meliputi pengembangan lebih lanjut dan optimalisasi Indeks Stres Air Tanaman (CWSI) untuk gandum, yang disesuaikan untuk digunakan pada kentang. Data pengukuran dari tahun percobaan 2019 menunjukkan bahwa CWSI meningkat dengan menurunnya ketersediaan air dan meningkatnya tekanan air, kemudian menurun setelah kejadian irigasi atau curah hujan. Pengendalian irigasi pada usahatani kentang berdasarkan CWSI secara umum dapat dilakukan, dibuktikan dengan irigasi yang dilakukan di petak percobaan. Untuk hasil yang lebih rinci, silakan lihat laporan akhir.
Sistem kontrol irigasi berbasis sensor SEBEK dalam pertanian kentang menawarkan solusi yang menjanjikan untuk tantangan yang ditimbulkan oleh kelangkaan air dan persaingan dalam produksi pertanian. Dengan memanfaatkan sensor suhu dan algoritme canggih, petani dapat mengoptimalkan waktu dan kuantitas irigasi, sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih besar dan pembangunan pertanian berkelanjutan. Hasil dari proyek ini menunjukkan kelangsungan penerapan Indeks Stres Air Tanaman (CWSI) sebagai indikator stres air yang dapat diandalkan pada kentang. Teknologi ini memiliki potensi untuk merevolusi praktik irigasi dan berkontribusi pada kelangsungan pertanian kentang dalam jangka panjang.