Kolaborasi pertanian antara Israel dan Vietnam akan memberikan dampak yang signifikan, khususnya di daerah-daerah yang kekurangan air di Vietnam. Perjanjian tahun 2023 untuk mentransfer teknologi irigasi Israel bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di 10 provinsi pada awalnya, dengan rencana untuk memperluas inisiatif tersebut secara nasional. Kemitraan ini mencerminkan kerangka kerja yang lebih luas dari Perjanjian Perdagangan Bebas Vietnam-Israel (VIFTA), yang ditandatangani setelah tujuh tahun negosiasi.
VIFTA, yang mulai berlaku pada tahun 2023, merupakan perjanjian perdagangan bebas pertama Israel dengan negara Asia Tenggara. Perjanjian ini mencakup komitmen untuk mengurangi tarif pada 85% barang dari Vietnam dan 92% dari Israel, yang secara signifikan menurunkan hambatan perdagangan dan mendorong perdagangan bilateral. Pada tahun 2023, volume perdagangan antara kedua negara mencapai $2.68 miliar, dengan ekspor Vietnam mencapai $800 juta. Israel, pada gilirannya, mengekspor barang senilai $1.88 miliar, termasuk solusi teknologi tinggi, peralatan medis, dan inovasi pertanian.
Salah satu aspek yang paling menonjol dari perjanjian ini adalah fokusnya pada pertanian. Israel telah lama menjadi pemimpin global dalam pengelolaan air, khususnya di lingkungan kering. Dengan Vietnam yang menghadapi tantangan seperti kelangkaan air dan praktik irigasi yang tidak efisien di beberapa wilayah, teknologi Israel menawarkan solusi praktis.
Peran Teknologi Irigasi Canggih
Kesepakatan tersebut berfokus pada pengalihan teknologi irigasi tetes, ciri khas inovasi pertanian Israel. Sistem irigasi tetes menyalurkan air langsung ke akar tanaman, meminimalkan pemborosan dan mengoptimalkan penggunaan air. Sistem ini sangat bermanfaat di Dataran Tinggi Tengah Vietnam dan wilayah selatan, tempat kelangkaan air telah menghambat produktivitas pertanian.
Menurut data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), irigasi yang efisien dapat mengurangi penggunaan air hingga 50% sekaligus meningkatkan hasil panen hingga 20-30%. Bagi Vietnam, penerapan sistem ini dapat mengubah produktivitas, khususnya dalam budidaya padi, buah-buahan, dan sayuran.
Melampaui Irigasi: Daur Ulang dan Desalinasi Air
Keahlian Israel dalam daur ulang dan desalinasi air juga dapat mengatasi masalah pengelolaan air yang lebih luas di Vietnam. Israel saat ini mendaur ulang 90% air limbahnya untuk keperluan pertanian—tingkat tertinggi di dunia. Mengintegrasikan teknologi serupa di Vietnam dapat membantu mengurangi dampak kekeringan dan kekurangan air di wilayah pesisir dan pedalaman.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Transfer teknologi irigasi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani Vietnam dengan meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya air. Selain itu, kemitraan ini mendukung tujuan Vietnam untuk memodernisasi sektor pertaniannya, yang sejalan dengan strateginya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kapasitas ekspor.
Perjanjian ini juga mendorong peluang investasi, karena prosedur hukum yang disederhanakan dan berkurangnya hambatan administratif mendorong bisnis dari kedua negara untuk memperluas operasi.
Kemitraan antara Israel dan Vietnam menandai tonggak sejarah dalam inovasi pertanian dan kerja sama bilateral. Dengan memanfaatkan teknologi irigasi Israel, Vietnam dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, meningkatkan produktivitas tanaman, dan memperkuat sektor pertaniannya. Kolaborasi ini menjadi model bagaimana negara-negara dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan global seperti ketahanan pangan dan kelangkaan air.