Harga kentang telah meroket ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dua bulan terakhir, sehingga konsumen dan penjual harus menghadapi dampak ekonominya. Meskipun ada sedikit penurunan harga pada minggu ini, para ahli dan pedagang kini mendesak Kementerian Pertanian untuk turun tangan dan mempromosikan budidaya kentang lokal untuk memitigasi krisis.
Belakangan ini, Trinidad dan Tobago mengalami lonjakan harga kentang yang mengejutkan dan membuat penjual dan konsumen berada dalam kesulitan. Harga makanan pokok ini meningkat hampir dua kali lipat sejak bulan Juli, mendorong banyak orang untuk mencari pilihan alternatif seperti sukun dan eddoes. Kenaikan harga kentang yang mengkhawatirkan ini tidak hanya membebani anggaran rumah tangga namun juga menyoroti kerentanan rantai pasokan pangan negara.
Krisis Harga Kentang Saat Ini
Ahli agronomi terkemuka, Akanath Singh, menekankan perlunya pendekatan proaktif untuk mengatasi masalah ini. Ia sangat yakin bahwa Trinidad dan Tobago mempunyai potensi untuk memproduksi kentang sendiri dalam skala yang lebih besar, asalkan kondisi pertumbuhan yang tepat terpenuhi. Singh juga menyebutkan ketersediaan pupuk yang bersumber secara lokal dan bio-stimulan organik yang dapat meningkatkan produksi kentang.
Pedagang grosir di Pasar Sentral San Fernando, seperti Visham Mahabir, merasakan dampak kenaikan harga kentang. Sekantong kentang seberat 50 pon, yang dijual seharga $60 hingga $80 tahun lalu, kini melonjak menjadi $200 hingga $250. Vendor ritel, seperti Radica Arjoonsingh, terpaksa membebankan biaya selangit ini kepada konsumen, dengan tas seberat 50 pon kini dijual seharga $200. Kenaikan harga yang drastis ini membuat konsumen seperti Dexter George mempertanyakan kelayakan impor kentang padahal budidaya kentang lokal tampaknya merupakan solusi yang tepat.
Anil Boodram, pedagang lainnya, menyoroti sifat harga kentang yang berfluktuasi dan mengaitkan kenaikan harga tersebut dengan tingginya permintaan. Namun, ia mencatat bahwa harga mulai turun akhir-akhir ini, sehingga memberikan kelonggaran bagi konsumen.
Potensi Budidaya Kentang Lokal
Di Biche, tukang kebun Judy Narine-Persad mengambil tindakan sendiri dengan menanam kentang Irlandia. Kisah suksesnya menunjukkan bahwa menanam kentang dalam skala lebih kecil dapat dilakukan di Trinidad dan Tobago. Dengan jangka waktu panen tiga hingga empat bulan, terbukti bahwa budidaya lokal dapat membantu meringankan tekanan akibat harga kentang yang tidak menentu.
Inisiatif Pemerintah dan Prospek Masa Depan
Menteri Pertanian Kazim Hosein menyoroti upaya pemerintah untuk mengatasi krisis ini. Selama lima tahun terakhir, Kementerian telah mengevaluasi berbagai varietas kentang untuk menentukan kesesuaiannya untuk produksi lokal. Perkembangan terkini meliputi identifikasi varietas kentang tahan panas dan tahan penyakit dari Jerman. Kementerian, bekerja sama dengan Inter American Institute for Cooperation in Agriculture (IICA), berupaya mengimpor dan mengevaluasi varietas-varietas ini untuk potensi produksi komersial dalam kondisi lokal.
Melonjaknya harga kentang di Trinidad dan Tobago tidak diragukan lagi telah menimbulkan beban yang signifikan baik bagi konsumen maupun penjual. Seruan kepada Kementerian Pertanian untuk mendukung budidaya kentang lokal semakin meningkat, terutama karena kisah sukses seperti yang dialami Judy Narine-Persad menunjukkan kelayakan memproduksi kentang secara lokal. Upaya pemerintah untuk mengevaluasi varietas kentang baru juga menjanjikan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Ketika negara ini bergulat dengan krisis harga kentang, penting untuk mempertimbangkan manfaat jangka panjang dari mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk budidaya kentang dan memberikan dukungan kepada petani lokal, Trinidad dan Tobago dapat mengambil langkah signifikan untuk menjamin ketahanan pangan dan kestabilan harga komoditas penting ini.
#KrisisKentang #Pertanian #Keamanan Pangan #Budidaya Lokal #TrinidadAndTobago #Lonjakan Harga #Inisiatif Pemerintah #Produksi Domestik #RantaiPasokan Pangan