Asosiasi Perdagangan Kentang Eropa (Europatat) menyerukan peninjauan kembali rancangan laporan bahan reproduksi tanaman (PRM), yang akan dipilih pada rapat pleno Parlemen Eropa minggu ini. Laporan tersebut, yang disiapkan oleh Komite Parlemen untuk Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (AGRI Committee), telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat pertanian komunitas, khususnya mengenai usulan amandemen yang dapat berdampak signifikan terhadap pasar PRM UE.
Menurut Peter Ton, Ketua Komisi Benih Kentang Europatat, perbedaan antara berbagai jenis PRM, seperti benih kentang dan benih konvensional, memerlukan prosedur penanganan yang berbeda karena karakteristiknya yang berbeda. Secara khusus, bibit kentang mempunyai risiko lebih tinggi menyebarkan penyakit tanaman, terutama bila diangkut dalam jarak jauh. Tone menekankan kebutuhan mendesak bagi Parlemen untuk mengakui perbedaan-perbedaan ini guna mencegah dampak buruk akibat pergerakan benih kentang yang tidak terkendali di seluruh UE.
Koalisi pemangku kepentingan yang mewakili sektor PRM dan penggunanya di UE, termasuk Copa-Cogeca, Euroseeds, Coceral, dan lainnya, bersama-sama menyuarakan keprihatinan mengenai laporan komite AGRI. Mereka berargumentasi bahwa pengecualian yang diusulkan akan memungkinkan PRM memasuki pasar tanpa pengawasan, sehingga melemahkan upaya untuk meningkatkan keberlanjutan dan ketahanan pangan. Koalisi tersebut menekankan pentingnya menjaga keseimbangan yang dicapai dalam proposal awal Komisi Eropa untuk mencegah potensi krisis di masa depan.
Europatat dan sekutunya menekankan pentingnya peraturan yang baik untuk melindungi kesehatan tanaman, keberlanjutan pertanian, dan ketahanan pangan di Eropa. Mereka menyerukan sidang pleno Parlemen Eropa untuk mempertimbangkan kembali amandemen tersebut dan kembali ke proposal awal Komisi untuk memitigasi potensi risiko dan memastikan integritas pasar PRM.