#AI #pertanian #penyakittanaman #pembelajaranmesin #pertanian #teknologi #otomatisasi #pemantauan tanaman #pendeteksian penyakit
Menurut sebuah laporan oleh Zion Market Research, pasar global untuk AI di bidang pertanian diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 25.4% antara tahun 2021 dan 2028. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa sistem pemantauan dan penyakit tanaman berbasis AI alat deteksi adalah salah satu aplikasi AI yang paling populer di bidang pertanian.
Alat AI dapat membantu petani mendeteksi penyakit tanaman secara dini dan akurat, sehingga mengurangi kerugian panen dan meningkatkan hasil panen. Misalnya, para peneliti di Pennsylvania State University telah mengembangkan sistem berbasis AI yang menggunakan algoritme pembelajaran mesin untuk mendeteksi penyakit pada pohon apel. Sistem menggunakan gambar daun apel untuk mengidentifikasi tanda-tanda penyakit, seperti bintik-bintik dan perubahan warna.
Demikian pula, tim peneliti di Institut Teknologi India (IIT) Kharagpur telah mengembangkan sistem berbasis AI untuk mendeteksi penyakit pada tanaman kentang. Sistem ini menggunakan citra daun kentang untuk mengidentifikasi penyakit seperti penyakit busuk daun, busuk daun dini, dan layu bakteri.
Selain deteksi penyakit, alat AI juga dapat membantu petani mengoptimalkan irigasi dan pemupukan, memprediksi pola cuaca, bahkan mengotomatiskan pemanenan. Misalnya, John Deere, produsen peralatan pertanian terkemuka, telah mengembangkan pemanen gabungan otonom yang menggunakan AI dan algoritme pembelajaran mesin untuk memanen tanaman dengan presisi.
Alat AI sangat menjanjikan untuk masa depan pertanian. Dengan mendeteksi penyakit tanaman secara dini dan akurat, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengotomatiskan operasi pertanian, AI dapat membantu petani meningkatkan hasil dan mengurangi biaya. Seiring dengan perkembangan teknologi AI, diharapkan semakin banyak petani yang akan menggunakannya sebagai alat penting dalam operasi pertanian mereka.