Seiring dengan semakin berkembangnya keberlanjutan sebagai pendorong utama dalam industri pertanian dan pangan, perusahaan-perusahaan terkemuka tengah menjajaki cara-cara inovatif untuk meminimalkan jejak lingkungan mereka. Salah satu inisiatif inovatif tersebut berasal dari kolaborasi antara Domba Weston dan SABIC, yang telah mengembangkan solusi pengemasan loop tertutup terbuat dari minyak goreng bekas (UCO). Kemasan ramah lingkungan ini dirancang untuk produk kentang beku pra-goreng Lamb Weston dan merupakan langkah penting menuju ekonomi yang lebih sirkular.
Solusi Pengemasan Loop Tertutup
Inti dari inovasi ini adalah pemanfaatan sisa minyak goreng dari fasilitas manufaktur Lamb Weston, yang diubah menjadi bahan baku hayatiBio-feedstock ini kemudian diolah menjadi MLLDPE SUPER (polietilena linier berdensitas rendah metalosena) dan HDPE SABIC (polietilena berdensitas tinggi), yang merupakan polimer bio-terbarukan yang telah disertifikasi. Polimer ini membentuk setidaknya 60% dari kemasan akhir, menciptakan alternatif yang lebih berkelanjutan untuk kemasan plastik konvensional.
Kemasan baru, diproduksi oleh Plastik Oerlemans, bagian dari OPACKGROUP, memanfaatkan film PE multi-lapis terbuat dari bahan-bahan yang dapat diperbarui secara biologis. Solusi ini tidak hanya mendukung tujuan keberlanjutan Lamb Weston tetapi juga memenuhi permintaan konsumen akan kemasan yang ramah lingkungan.
Mengurangi Jejak Karbon dan Limbah
Kredensial mikro proyek loop tertutup mencapai a Pengurangan jejak karbon sebesar 30% dibandingkan dengan solusi pengemasan sebelumnya. Beberapa faktor berkontribusi terhadap pengurangan yang mengesankan ini:
- Kemasan baru adalah 20% lebih tipis, menghasilkan tas yang lebih ringan dengan berat hanya 10 gram per satuan.
- Penggunaan polimer bio-terbarukan memastikan bahwa bahan tersebut memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah.
- Proses produksi selaras dengan Sertifikasi Keberlanjutan dan Karbon Internasional (ISCC) PLUS standar, yang membantu melacak kandungan terbarukan dalam bahan melalui sistem penyeimbangan massa.
Menurut Sapu Sebastian, VP Komersial EMEA di Lamb Weston, perusahaan berkomitmen untuk mengurangi sampah makanan dengan 50%, mengurangi jejak karbon secara keseluruhan sebesar 25%, dan transisi ke produksi sirkular by 2030Kemasan baru merupakan bagian penting dari tujuan keberlanjutan yang ambisius ini, dan penggunaan polimer SABIC yang dapat diperbarui secara hayati membantu perusahaan untuk tetap menjadi yang terdepan dalam memenuhi harapan konsumen dan peraturan.
Kinerja dan Kepatuhan
Selain manfaat keberlanjutannya, kemasan baru ini memenuhi semua persyaratan peraturan keamanan pangan diatur oleh FDA AS dan Makanan Eropa Otoritas Keamanan (EFSA). itu Resin SUPER mLLDPE digunakan dalam kemasan memastikan segel tas yang kuat, sementara Resin HDPE SABIC memberikan kekuatan dan fleksibilitas, membuatnya ideal untuk pasar makanan beku.
Kemasannya daya tahan, fleksibilitas, dan keamanan pangan Kepatuhan terhadap peraturan membuatnya menjadi solusi berkinerja tinggi bagi konsumen dan pengecer. Bobotnya yang ringan mengurangi biaya pengiriman dan konsumsi energi, yang selanjutnya meningkatkan manfaat lingkungannya.
Sirkularitas dalam Aksi
Khaled Al-Jalawi, Direktur Global Bisnis Ekonomi Sirkular di SABIC, menekankan pentingnya sirkularitas dalam proyek ini:
“Proyek ini menunjukkan konsep sirkularitas dengan memanfaatkan minyak goreng bekas untuk menghasilkan polimer melingkar dirancang agar dapat didaur ulang. Ini adalah pendekatan siklus tertutup yang memaksimalkan efisiensi sumber daya.”
Kemitraan antara Lamb Weston dan SABIC merupakan contoh bagaimana perusahaan dapat bekerja sama untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat kemasan makanan berkelanjutanDengan mengubah produk limbah, seperti minyak goreng, menjadi bahan baku yang berharga, mereka tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menciptakan model yang dapat diskalakan untuk diikuti oleh perusahaan lain.
Kolaborasi antara Domba Weston, SABIC, dan Plastik Oerlemans menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam solusi pengemasan yang berkelanjutan. Dengan bertransformasi minyak goreng bekas ke bahan baku hayati untuk kemasan fleksibel, pendekatan siklus tertutup ini mengurangi jejak karbon, meningkatkan sirkularitas, dan menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan bagi industri makanan beku. Seiring meningkatnya kesadaran konsumen dan permintaan akan produk berkelanjutan, inovasi seperti ini menjadi tolok ukur baru untuk pengemasan dalam rantai pasokan makanan.