Penyakit hawar kentang, disebabkan oleh patogen Phytophthora infestans, merupakan kekhawatiran utama bagi petani kentang. Penyakit ini tumbuh subur dalam kondisi lembab dan dapat menurunkan hasil panen secara signifikan. Bagi Riveiro, masalahnya diperparah dengan seringnya hujan dan kelembapan tinggi di Galicia, yang menciptakan lingkungan ideal untuk penyakit busuk daun. Meskipun pertanian konvensional dapat menggunakan beragam perawatan kimia, pertanian organik seringkali bergantung pada peralatan yang lebih sedikit. Hal ini mendorong Riveiro untuk mencari solusi alternatif untuk menangani penyakit ini.
Pupuk Berbahan Dasar Rumput Laut: Solusi Alami
Menanggapi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit hawar kentang, Riveiro adalah bagian dari proyek Algaterra, yang berfokus pada pengembangan input pertanian dari rumput laut yang dibuang oleh industri makanan. Pupuk berbahan dasar rumput laut disebut-sebut berpotensi meningkatkan ketahanan tanaman dan mengurangi dampak penyakit seperti hawar. Menurut penelitian terbaru, ekstrak rumput laut dapat meningkatkan kesehatan tanaman dengan meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, dan meningkatkan sistem akar yang lebih kuat.
Penelitian dari Universitas Santiago de Compostela mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa pupuk berbahan dasar rumput laut dapat secara signifikan mengurangi timbulnya penyakit pada tanaman. Misalnya, sebuah penelitian yang diterbitkan di Ilmu Pertanian pada tahun 2022 menemukan bahwa ekstrak rumput laut mengurangi tingkat keparahan penyakit busuk daun hingga 40% pada tanaman tomat, hasil yang mungkin serupa pada kentang karena patogen yang sama.
Mengintegrasikan Pupuk Rumput Laut dalam Pertanian Organik
Riveiro menggabungkan pupuk berbahan dasar rumput laut dengan metode tradisional, seperti perawatan tembaga, untuk menjaga tanamannya tetap kuat. Ia juga menekankan pentingnya menjaga lahan berventilasi baik untuk meminimalkan tingkat kelembapan dan mengurangi risiko penyakit busuk daun. Meskipun terdapat upaya-upaya ini, tantangan masih tetap ada, terutama pada saat curah hujan berlebihan selama bertahun-tahun atau ketika berhadapan dengan hama tambahan seperti ngengat kentang Guatemala (Tecia solanivora), yang semakin menimbulkan kekhawatiran sejak terdeteksi di Galicia pada tahun 2015.
Pada tahun 2022, Kementerian Pertanian Spanyol (MAPA) menyoroti meningkatnya kebutuhan akan strategi pengelolaan hama terpadu dalam pertanian organik. Penggunaan pupuk berbahan dasar rumput laut sejalan dengan pendekatan ini, menawarkan metode berkelanjutan untuk meningkatkan pertahanan tanaman sambil tetap berpegang pada prinsip pertanian organik.
Pupuk berbahan dasar rumput laut merupakan alat yang menjanjikan bagi petani organik yang menangani penyakit hawar kentang. Dengan meningkatkan kesehatan dan ketahanan tanaman, masukan alami ini dapat membantu mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan hasil panen. Seiring dengan terus berkembangnya pertanian organik, inovasi seperti ini akan memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh hama dan kondisi lingkungan.
Bagi petani yang menghadapi tantangan serupa, penggunaan pupuk berbahan dasar rumput laut bisa menjadi langkah signifikan menuju praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan berketahanan.