Setelah gempa bumi Semenanjung Noto, krisis menghantui para petani kentang di wilayah tersebut. Gempa bumi merusak ladang, sehingga para petani tidak dapat menanam 5 ton benih kentang. Tanpa adanya intervensi, benih kentang yang berharga ini akan dibuang. Namun, JA Kaga, sebuah koperasi pertanian di bagian selatan Prefektur Ishikawa, turun tangan untuk menyelamatkan tanaman tersebut, dengan mengambil alih tanggung jawab untuk menanam dan memanen kentang. Kisah ini menyoroti peran penting koperasi pertanian dalam mengurangi dampak bencana alam terhadap pertanian lokal.
Dampak Gempa Bumi Semenanjung Noto terhadap Pertanian
Semenanjung Noto, yang terkenal dengan tanah merahnya yang subur, merupakan rumah bagi industri kentang yang berkembang pesat. Kentang yang ditanam di daerah seperti Suzu, Nanao, dan Anamizu sangat dihargai karena kandungan patinya yang tinggi, sehingga cocok untuk hidangan yang membutuhkan tekstur lembut dan halus. Kentang ini, yang diberi merek "Kentang Tanah Merah Noto," secara tradisional telah dikirim ke pasar-pasar di wilayah Kansai.
Pada tahun 2022, wilayah tersebut memanen lebih dari 2,420 ton kentang di lahan pertanian seluas 190 hektar, terutama pada varietas seperti Baronet dan Kita Akari. Namun, gempa bumi awal tahun ini mengganggu kegiatan pertanian, merusak ladang, dan membuat banyak petani tidak dapat menanam benih kentang yang telah dibeli dan disimpan. Karena periode penyimpanan yang lama, benih kentang berisiko rusak, dan 5 ton hampir dibuang.
DAN Intervensi Kaga
Menyadari potensi kerugian, JA Kaga membeli benih kentang dari petani yang terkena dampak dan mengambil alih tanggung jawab untuk menanamnya. Dengan memanfaatkan sumber daya dan jaringan mereka sendiri, koperasi tersebut berhasil menanam kentang di ladang mereka, memastikan bahwa hasil panen tidak terbuang sia-sia. Kentang dipanen sebelum musim hujan dan sebagian dikirim ke daerah yang terkena dampak gempa sebagai bentuk dukungan.
Selain itu, JA Kaga menyelenggarakan penjualan terbatas 100 kilogram kentang hasil panen di gerai penjualan langsung mereka, JA Agri, di Kota Komatsu. Dengan harga 400 yen per kilogram, kentang ini tidak hanya mendukung upaya pemulihan pascabencana tetapi juga memastikan konsumen memiliki akses ke produk segar yang ditanam secara lokal.
Kentang Noto: Makanan Khas Daerah
Kentang yang ditanam di tanah merah Noto telah lama diapresiasi karena rasa dan teksturnya, berkat kandungan pati yang tinggi. Kualitas unik Kentang Tanah Merah Noto telah menjadikannya produk yang dicari di pasar-pasar di luar Ishikawa, khususnya di wilayah Kansai. Biasanya, petani menanam benih kentang pada bulan Maret untuk dipanen sebelum musim hujan. Namun, tahun ini, gempa bumi mengganggu jadwal tanam yang biasa, yang menyebabkan keterlambatan dalam penanaman.
Untungnya, intervensi tepat waktu dari JA Kaga mencegah terbuangnya benih kentang dalam jumlah besar. Upaya mereka memastikan bahwa makanan khas daerah ini terus sampai ke tangan konsumen, bahkan saat terjadi bencana alam.
Inisiatif JA Kaga untuk menyelamatkan tanaman kentang menyoroti peran penting yang dapat dimainkan oleh koperasi pertanian dalam pemulihan pascabencana. Dengan membeli dan membudidayakan benih kentang, mereka tidak hanya menyelamatkan tanaman yang berharga tetapi juga mendukung petani lokal dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan di wilayah tersebut. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya ketahanan dan solusi berbasis masyarakat dalam pertanian, khususnya di daerah yang rawan bencana alam.