#PertanianOrganik #Penyimpanan Kentang #Pertanian Berkelanjutan #USDAGrant #Penelitian Pertanian #Industri Organik #Minyak Esensial Tanaman #Keberlanjutan Lingkungan #Inovasi Pertanian #CropScience
Menanggapi meningkatnya permintaan produk organik, khususnya kentang, Departemen Pertanian AS (USDA) telah mengalokasikan USD2 juta kepada para peneliti di Oregon State University. Fokus dari pendanaan ini adalah untuk menemukan metode canggih untuk mencegah perkecambahan kentang selama penyimpanan, sebuah isu penting bagi sektor organik, di mana pengobatan anti-kecambah kimia tradisional bukanlah suatu pilihan.
Valtcho Jeliazkov, profesor di Departemen Ilmu Tanaman dan Tanah OSU, menekankan pentingnya penelitian ini, mengingat pertumbuhan luar biasa industri organik di pertanian Amerika. Larangan bahan kimia sintetis dalam produk organik bersertifikat menimbulkan tantangan unik bagi industri kentang organik. Pada tahun 2022, penjualan makanan organik AS untuk pertama kalinya melampaui USD60 miliar, dengan Oregon, Washington, dan Idaho menyumbang lebih dari 60% terhadap total penjualan kentang. produksi di AS, menjadikan budidaya kentang Pacific Northwest sebagai industri senilai USD2.2 miliar.
Jeliazkov menyoroti implikasi finansial dari perkecambahan kentang organik, yang memengaruhi kualitas seperti penampilan, rasa, dan tekstur. Perawatan kimia tradisional, terutama klorpropham (CIPC), telah menjadi solusi yang tepat, namun masalah lingkungan dan kesehatan menyebabkan larangan baru-baru ini di Uni Eropa. Situasi ini mendorong peralihan ke alternatif alami dalam penyimpanan organik, meskipun efisiensinya kurang CIPC, mengakibatkan biaya lebih tinggi karena seringnya aplikasi.
Tim peneliti OSU, yang dipimpin oleh Jeliazkov dan Kyriakos Stylianou, asisten profesor kimia, bertujuan untuk merevolusi strategi anti-kecambah. Mereka sedang menjajaki penggunaan minyak esensial tanaman, mempelajari sekitar 200 varietas berbeda untuk mengetahui efek penghambatannya. Tim ini sedang mengembangkan polimer berbentuk butiran berongga untuk melepaskan minyak ini secara bertahap, sehingga meningkatkan umur panjangnya dalam mencegah perkecambahan. Ukuran manik-manik ini akan dioptimalkan, dan eksperimen akan melibatkan penyemprotan kentang untuk menilai dampaknya terhadap perkecambahan.
Untuk memastikan keamanan, eksperimen toksisitas akan dipimpin oleh Robyn Tanguay, profesor toksikologi lingkungan dan molekuler terkemuka di universitas, dan profesor Lisa Truong. Neal Stewart dari Universitas Tennessee akan memeriksa kandungan kimia umbi kentang dan keseimbangan hormonal pasca perawatan.
Didanai oleh Institut Pangan dan Pertanian Nasional USDA melalui Inisiatif Penelitian dan Penyuluhan Pertanian Organik, penelitian ini menandai langkah signifikan menuju solusi penyimpanan kentang organik yang berkelanjutan dan efektif.
Penelitian inovatif Oregon State University, yang didukung oleh pendanaan USDA, menandakan langkah penting dalam mengatasi tantangan penyimpanan kentang organik. Ketika industri organik terus berkembang, mencari alternatif terhadap perawatan kimia tradisional menjadi suatu keharusan. Pendekatan inovatif dalam memanfaatkan minyak atsiri dan polimer tanaman menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan efisiensi dalam menghadapi perkembangan praktik pertanian.