Dalam beberapa tahun terakhir, Kotapraja Liushao, yang terletak di lanskap indah Kabupaten Xundian, telah menjadikan budidaya kentang sebagai komponen penting dari strategi revitalisasi pedesaannya. Dengan memanfaatkan teknologi pertanian canggih dan membina kerja sama masyarakat, wilayah ini tidak hanya meningkatkan hasil panen kentangnya tetapi juga mengubah ekonomi lokal.
Inovasi Teknologi Mendorong Pertumbuhan
Pemerintah daerah dan petani telah aktif mencari kerja sama dengan lembaga-lembaga bergengsi seperti Universitas Pertanian Yunnan dan Institut Penelitian Kentang Universitas Normal Yunnan. Kemitraan ini telah mempercepat pemuliaan dan uji coba penanaman varietas kentang yang lebih unggul, termasuk "Qingshu 9" yang terkenal dan kultivar baru yang tahan penyakit seperti "Yunshu 304" dan "Kaihualang." Hasilnya, hasil panen kentang meningkat secara signifikan, dengan tingkat produksi rata-rata stabil di atas 2,500 kg per hektar di banyak daerah, dan beberapa ladang mencapai hasil panen yang lebih tinggi.
Selain itu, teknik pertanian modern telah diadopsi secara luas di Kotapraja Liushao. Para petani menerapkan pemupukan presisi, pengendalian hama, dan metode penanaman mekanis, yang meningkatkan efisiensi dan memastikan produksi kentang berkualitas tinggi. Kemajuan ini penting dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, karena kentang Liushao telah mendapatkan reputasi karena rasa dan kualitasnya yang luar biasa.
Peningkatan Skala: Model Kolaboratif untuk Kesuksesan
Untuk memperluas industri kentang, Kecamatan Liushao telah memulai beberapa langkah strategis. Dengan mempromosikan alih fungsi lahan dan membentuk koperasi, daerah tersebut telah berhasil mengonsolidasikan sumber daya lahan untuk pertanian kentang skala besar. Khususnya, kemitraan dengan perusahaan-perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang pertanian kentang, seperti Koperasi Penanaman Xundian Wantengping, telah mendorong model koperasi yang memadukan kepemimpinan partai, keterlibatan masyarakat, dan inovasi pertanian.
Model ini, yang disebut sebagai “Cabang Partai + Koperasi + Petani,” tidak hanya memperlancar produksi tetapi juga meningkatkan pendapatan bagi rumah tangga setempat. Dengan menyediakan benih kentang bebas penyakit berkualitas tinggi dan menerapkan praktik pengelolaan yang terstandarisasi, koperasi telah secara drastis mengurangi tingkat kematian bibit sekaligus memaksimalkan produktivitas pertanian. Saat ini, Kotapraja Liushao memiliki lebih dari 130,000 hektar lahan pertanian kentang, menghasilkan lebih dari 320,000 ton per tahun dan menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi masyarakat.
Memperkuat Hubungan Komunitas dan Pengenalan Merek
Salah satu landasan keberhasilan pertanian Liushao adalah keterlibatan organisasi akar rumput, khususnya cabang Partai Komunis setempat. Dengan berfokus pada pengembangan pemuda dan membina pemimpin lokal, kotamadya tersebut telah mengembangkan tim penjualan yang kuat untuk mengatasi tantangan pasar secara efektif. Pendekatan kolaboratif ini tidak hanya meningkatkan hubungan masyarakat tetapi juga memberdayakan petani untuk menangani penjualan produk, memastikan bahwa kerja keras mereka menghasilkan keuntungan.
Selain itu, Liushao telah membuat langkah besar dalam pemberian merek pada produk kentangnya. Pembentukan jaringan penjualan yang stabil telah mendorong "Kentang Dataran Tinggi Xundian" menjadi produk indikasi geografis yang diakui, meningkatkan kehadiran pasar dan prestise industri kentang lokal. Upaya pemberian merek ini tidak hanya meningkatkan visibilitas tetapi juga mempromosikan pariwisata pedesaan, karena pengunjung tertarik pada warisan pertanian yang kaya dan praktik ramah lingkungan di wilayah tersebut.
Pendekatan inovatif Kotapraja Liushao terhadap pertanian kentang merupakan contoh bagaimana perpaduan kemajuan teknologi, kerja sama masyarakat, dan pencitraan merek yang strategis dapat merevitalisasi sektor pertanian. Saat petani beradaptasi dengan tantangan modern sambil melestarikan nilai-nilai tradisional, mereka tidak hanya meningkatkan mata pencaharian mereka tetapi juga berkontribusi pada tujuan revitalisasi pedesaan yang lebih luas. Keberhasilan model ini menyoroti potensi masyarakat pertanian serupa untuk berkembang melalui inovasi dan kolaborasi.