Para petani di distrik Una di Himachal Pradesh menghadapi tantangan yang signifikan saat mereka memulai musim tanam kentang. Apa yang dulunya merupakan tanaman yang layak bagi banyak petani skala kecil kini telah menjadi usaha yang mahal karena kenaikan tajam harga benih. Musim ini, harga benih kentang naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, dengan petani membeli benih seharga ₹2,500 per kuintal, dan dalam beberapa kasus, bahkan membayar hingga ₹3,000 per kuintal.
Tahun lalu, petani dapat membeli benih kentang dengan harga antara ₹1,400 dan ₹1,460 per kuintal, sehingga harga saat ini menjadi beban yang signifikan. Harga benih yang naik dua kali lipat sangat menyulitkan bagi petani kecil, yang semakin kesulitan untuk membeli input yang diperlukan untuk budidaya kentang.
Menurut departemen pertanian, tanaman kentang di Una memiliki siklus tumbuh sekitar dua bulan dan sepuluh hari. Siklus yang relatif pendek ini biasanya membuat kentang menjadi tanaman yang murah dan tidak terlalu padat karya dibandingkan dengan tanaman lain. Setiap tahun, petani di distrik tersebut menanam kentang di lahan sekitar 1,300 hingga 1,400 hektar, menghasilkan sekitar 27,500 metrik ton kentang. Namun, cuaca memainkan peran penting dalam keberhasilan tanaman ini, dan petani menghadapi kerugian yang terus-menerus karena kondisi cuaca yang buruk.
Alasan Kenaikan Harga
Beberapa faktor telah menyebabkan kenaikan harga benih. Alasan utamanya adalah gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh pola cuaca yang tidak dapat diprediksi, yang telah memengaruhi produksi benih. Lebih jauh lagi, meningkatnya biaya input di seluruh sektor pertanian telah menambah beban. Biaya pupuk, transportasi, dan tenaga kerja juga mengalami tren kenaikan, yang mendorong kenaikan harga benih secara keseluruhan.
Faktor utama lainnya adalah ketergantungan pada benih impor dari daerah penghasil kentang besar di Punjab, yang menjadi sumber utama benih kentang bagi petani di Una. Permintaan yang tinggi dan terbatasnya pasokan telah menyebabkan kenaikan harga, sehingga petani lokal kesulitan mendapatkan benih yang terjangkau.
Dampak Cuaca terhadap Pertanian Kentang
Petani di distrik Una juga bergantung pada kondisi cuaca yang semakin tidak dapat diprediksi. Hujan lebat, badai, dan hujan es telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman dalam beberapa tahun terakhir. Dengan biaya tambahan untuk benih yang lebih mahal, cuaca buruk apa pun musim ini dapat mengakibatkan kerugian besar bagi petani yang telah berinvestasi besar pada tanaman mereka.
Sub-direktur Pertanian, Dr. Kulbhushan Dhiman, telah menyarankan para petani untuk tetap waspada terhadap perubahan kondisi cuaca saat mereka melanjutkan penanaman. Meskipun hujan baru-baru ini telah menstabilkan cuaca di distrik tersebut, selalu ada risiko kejadian cuaca mendadak yang dapat memengaruhi panen.
Pertanian Menjadi Lebih Mahal
Meningkatnya biaya input pertanian tidak terbatas pada benih kentang. Secara umum, pertanian menjadi lebih mahal, sehingga petani semakin sulit memperoleh keuntungan. Menurut Ranjit Singh, presiden distrik Himachal Kisan Sabha, pertanian telah menjadi usaha yang mahal karena tantangan cuaca dan harga rendah yang ditawarkan pedagang untuk hasil panen. Banyak petani kini terlilit utang yang terus meningkat, berjuang untuk memenuhi kebutuhan karena mereka menghadapi kerugian dari tahun ke tahun.
Harga benih kentang yang naik dua kali lipat di distrik Una merupakan cerminan dari tantangan yang lebih besar yang dihadapi para petani di seluruh India. Dengan meningkatnya biaya input, cuaca yang tidak dapat diprediksi, dan ketidakpastian pasar, para petani kecil menjadi sangat rentan. Untuk mengatasi tantangan ini diperlukan sistem pendukung yang lebih baik bagi para petani, mulai dari akses ke benih yang terjangkau hingga prakiraan cuaca yang lebih baik dan mekanisme asuransi yang dapat membantu mengurangi risiko bertani di masa yang tidak pasti seperti ini.