Produksi kentang di Tanzania adalah salah satu sektor yang berada dalam bahaya serius, menurut laporan yang disiapkan oleh proyek Climate Resilient Agribusiness for Tomorrow (CRAFT), Tanzania Times melaporkan pada 8 Desember.
Pertanian negara terancam oleh dampak perubahan iklim yang berkelanjutan, termasuk kekeringan, kenaikan suhu, hama dan penyakit, dan degradasi tanah.
Fakta bahwa Tanzania adalah produsen kentang terbesar ke-6 di Afrika, dengan tanaman yang mendukung lebih dari setengah juta petani, mengancam akan menghancurkan sektor pertanian.
Tantangan yang dihadapi oleh petani kentang menimbulkan ancaman besar bagi industri ini, terutama karena tanaman tersebut merupakan salah satu dari sepuluh tanaman pokok penting yang ditanam di Tanzania dengan potensi makanan dan pendapatan yang sangat besar.
“Penilaian risiko iklim kami menunjukkan bahwa pada tahun 2050, 12.3% area penanaman kentang di Tanzania tidak akan cocok untuk pertanian,” kata Manajer Proyek CRAFT Tanzania Menno Keizer.
Dia menambahkan bahwa karena populasi Tanzania terus tumbuh sekitar 3 persen per tahun, petani kentang, yang sebagian besar adalah petani kecil, perlu mencari cara untuk memproduksi makanan secara berkelanjutan.