Patogen dapat tumbuh dengan sangat cepat setelah terinfeksi dan gejala yang terlihat dapat muncul dalam hitungan hari. Jika umbi-umbian yang terinfeksi masuk ke toko, maka penyakit dapat berkembang di sana dan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Ada berbagai genotipe P.infestans terdapat di seluruh dunia, yang dapat berbeda dalam jumlah penyakit yang ditimbulkannya (agresivitasnya) dan sensitivitas fungisidanya. Perubahan karakteristik tersebut berpotensi membuat penyakit semakin berbahaya dan sulit dikendalikan.
Metode utama penyebaran P.infestans adalah melalui sporangia yang ditularkan melalui udara dari tanaman yang terinfeksi, volunteer kentang atau tanaman yang berada di tumpukan yang rusak, meskipun benih yang terinfeksi juga dapat menjadi sumber wabah.
Reproduksi aseksual berlangsung cepat dan merupakan jenis yang paling umum. Sporangia dapat menginfeksi tanaman baru secara langsung atau melepaskan zoospora yang tersebar di lapisan air sebelum membentuk kista dan menginfeksi tanaman.
Reproduksi seksual lebih jarang terjadi. Itu terjadi ketika dua tipe kawin (A1 dan A2). P.infestans terdapat pada jaringan tanaman. Oospora berdinding tebal terbentuk yang dapat bertahan di dalam tanah.
Gejala penyakit busuk daun pada daun umumnya tampak berupa bintik hitam berbentuk tidak beraturan yang semakin membesar seiring berkembangnya penyakit. Pada permukaan atas, lingkaran cahaya hijau muda sering mengelilingi area nekrotik dan, pada permukaan bawah, jamur pembawa spora berwarna keputihan berkembang di sekitar lesi dalam kondisi lembab.
Gejala infeksi umbi adalah munculnya area berwarna coklat tua, terkadang keunguan, pada permukaan umbi. Busuk bagian dalam merupakan pembusukan granular berwarna coklat kemerahan yang dapat menetap di dekat permukaan atau berkembang ke bagian tengah umbi. Perkembangan busuk tidak teratur dan kadang-kadang seperti benang pada daging umbi. Penyakit busuk daun menyebabkan kerusakan kulit yang memungkinkan bakteri oportunistik menyerang dan menyebabkan pembusukan lunak.
Diperlukan pendekatan PHT untuk mengatasi penyakit busuk daun, antara lain:
- Penggunaan kultivar yang lebih tahan penyakit busuk daun
- Pengendalian sumber inokulum primer (volunteer kentang, tumpukan yang rusak, tanaman yang terinfeksi, benih)
- Penggunaan alat peramalan penyakit untuk memahami risiko penyakit busuk daun dan menargetkan aplikasi fungisida dengan tepat
- Pengendalian penyakit hawar umbi untuk menghindari kehilangan penyimpanan dan inokulum primer yang ditularkan melalui benih untuk musim berikutnya
Foto: Maria A. Kuznetsova (Lembaga Penelitian Fitopatologi Seluruh Rusia, https://gd.eppo.int/taxon/PHYTIN)