Data terkini mengungkap lonjakan impor kentang dari Tiongkok yang mengejutkan, yang meningkatkan kekhawatiran atas keamanan dan kemandirian pangan. Menurut Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok, Kirgistan mengimpor 34,500 ton kentang dari Tiongkok hanya pada kuartal pertama tahun 2025—suatu angka yang sangat mengejutkan Peningkatan 500 kali lipat dibandingkan dengan total impor pada tahun 2024. Ketergantungan yang tinggi terhadap produk luar negeri ini telah mengintensifkan perdebatan mengenai kebijakan pertanian dan ketahanan jangka panjang negara tersebut.
Kemarahan Parlemen dan Kenaikan Harga
Dalam sesi parlemen pada tanggal 14 Mei, anggota parlemen Iskhak Masaliyev mengkritik keras kegagalan pemerintah dalam memastikan keamanan pangan dalam negeri, dengan menyatakan, “Kita seharusnya malu memakan kentang Cina di musim dingin.” Pernyataan tersebut menyoroti meningkatnya rasa frustrasi atas ketidakmampuan Kirgistan untuk memenuhi permintaan kentangnya sendiri meskipun telah lebih dari 100,000 hektar lahan pertanian didedikasikan untuk pertanian kentang (FAO, 2024).
Masalah ini semakin diperburuk oleh harga kentang meroketKomite Statistik Nasional melaporkan Kenaikan harga 38% sejak Desember 2024, Dengan Kenaikan 0.4% hanya pada bulan Maret 2025Lonjakan ini menjadikan kentang sebagai salah satu pengeluaran pangan yang tumbuh paling cepat di negara ini, yang memberikan tekanan tambahan pada rumah tangga yang sudah berjuang melawan inflasi.
Risiko Iklim dan Perlunya Perencanaan Strategis
Masaliyev mendesak pihak berwenang untuk bersiap kekurangan air dan risiko terkait iklim, yang mengancam akan mengganggu produksi lokal lebih lanjut. Menurut Bank Dunia (2025)Asia Tengah sedang mengalami meningkatnya frekuensi kekeringan, dengan sektor pertanian Kirgistan khususnya rentan karena ketergantungannya pada irigasi. Tanpa strategi adaptasi yang tepat—seperti varietas tanaman tahan kekeringan dan pengelolaan air yang efisien—negara tersebut berisiko memperdalam ketergantungan impornya.
Seruan untuk Reformasi Pertanian
Krisis kentang di Kirgistan menggarisbawahi kebutuhan mendesak investasi dalam pertanian lokal, perencanaan tanaman yang lebih baik, dan pertanian cerdas iklimMemperkuat produksi dalam negeri melalui subsidi bagi petani, peningkatan kualitas benih, dan fasilitas penyimpanan modern dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menstabilkan harga. Tanpa tindakan tegas, ketahanan pangan negara akan terus bergantung pada pasar eksternal dan kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi.