Kentang diperkenalkan ke Azerbaijan pada akhir abad ke-18 selama pemerintahan dinasti Qajar, yang menguasai wilayah yang mencakup Iran modern, Azerbaijan, dan sebagian Asia Tengah. Kentang pertama dibawa ke wilayah itu oleh tentara Rusia, yang menggunakan Azerbaijan sebagai pangkalan selama perang mereka melawan Persia.
Awalnya, budidaya kentang di Azerbaijan terbatas pada pertanian skala kecil, dan baru pada awal abad ke-20 budidaya skala besar dimulai. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, Azerbaijan menjadi pemasok utama kentang ke Kekaisaran Rusia, dengan hasil panen dalam jumlah besar diekspor ke St. Petersburg dan Moskow.
Selama periode Soviet, yang dimulai pada 1920-an, budidaya kentang di Azerbaijan gencar dipromosikan oleh pemerintah. Pertanian besar milik negara didirikan, dan metode serta peralatan pertanian modern diperkenalkan untuk meningkatkan produksi. Kentang menjadi salah satu tanaman utama yang ditanam di wilayah tersebut, dengan jumlah yang signifikan diekspor ke bagian lain Uni Soviet.
Setelah Azerbaijan memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991, penanaman kentang terus menjadi bagian penting dari sektor pertanian negara tersebut. Namun, runtuhnya sistem Soviet menyebabkan penurunan produksi, karena dukungan negara untuk pertanian berkurang dan para petani kesulitan beradaptasi dengan kondisi ekonomi baru.
Saat ini, penanaman kentang di Azerbaijan masih menjadi bagian penting dari perekonomian negara, dengan tanaman yang ditanam di banyak daerah dan digunakan dalam berbagai masakan tradisional. Namun, tantangan seperti degradasi lahan, kelangkaan air, dan penggunaan metode pertanian yang sudah ketinggalan zaman terus membatasi potensi pertumbuhan di sektor ini.