Kentang bukan asli Austria, tetapi diperkenalkan ke negara itu pada akhir abad ke-18, dan penanamannya menyebar dengan cepat. Catatan pertama penanaman kentang di Austria berasal dari tahun 1765, ketika tanaman tersebut ditanam di taman Istana Schönbrunn di Wina. Namun, butuh beberapa waktu agar tanaman itu mendapatkan popularitas, dan awalnya dianggap dengan kecurigaan karena hubungannya dengan kusta dan fakta bahwa itu tidak disebutkan dalam Alkitab.
Terlepas dari keberatan awal ini, penanaman kentang secara bertahap diterima di Austria, dan pada akhir abad ke-18, kentang telah menjadi tanaman penting di banyak bagian negara. Salah satu alasan popularitas kentang adalah kemampuannya untuk menghasilkan panen yang tinggi dalam kondisi tanah yang relatif buruk. Ini menjadikannya tanaman yang ideal bagi petani skala kecil yang memiliki akses terbatas ke lahan subur.
Kentang juga memainkan peran penting dalam perekonomian Austria. Negara itu berada di pusat Kekaisaran Habsburg, yang merupakan kekuatan utama Eropa pada abad ke-18 dan ke-19. Keluarga Habsburg menyadari potensi kentang untuk membantu memberi makan populasi mereka yang terus bertambah, dan mereka secara aktif mempromosikan budidaya tanaman tersebut. Pemerintah menawarkan insentif kepada petani yang menanam kentang, dan mendorong pengembangan varietas baru yang lebih cocok dengan kondisi pertumbuhan Austria.
Saat ini, Austria adalah salah satu negara penghasil kentang terkemuka di Eropa, dengan tanaman yang ditanam di banyak bagian negara tersebut. Kentang digunakan dalam berbagai macam hidangan, mulai dari hidangan tradisional Austria seperti kartoffelsalat (salad kentang) dan kartoffelpuffer (panekuk kentang) hingga hidangan yang lebih modern seperti kentang goreng dan keripik kentang.