Kampanye terbaru oleh merek makanan ringan Thailand Tasto, “Seperti Apa Rasanya Emosi” menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan dapat mengubah keterlibatan konsumen dengan menghubungkan emosi dengan preferensi makanan. Bermitra dengan agensi kreatif CJ WORX, Tasto menggunakan pengenalan wajah bertenaga AI untuk menganalisis emosi dan menerjemahkannya ke dalam visual unik yang terinspirasi rasa, menjembatani kesenjangan antara suasana hati dan persepsi rasa.
Meskipun kampanye ini berfokus pada makanan ringan, implikasinya meluas ke pertanian, di mana personalisasi berbasis data semakin diminati. Menurut laporan McKinsey tahun 2023, 72% konsumen kini lebih menyukai merek yang menawarkan pengalaman yang dipersonalisasi, sebuah tren yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis pertanian dengan menyesuaikan varietas tanaman, produk makanan, atau strategi pemasaran dengan preferensi emosional dan budaya.
Peran AI dalam Pertanian dan Tren Konsumen
AI bukan lagi sekadar inovasi industri teknologi—ia juga merevolusi pertanian. Pertanian presisi, pemantauan tanaman berbasis AI, dan analisis prediktif membantu petani mengoptimalkan hasil panen dan mengurangi limbah. Sementara itu, aplikasi yang ditujukan kepada konsumen, seperti kampanye Tasto, menyoroti bagaimana data emosional dapat membentuk permintaan pangan.
Sebuah studi tahun 2024 oleh Forum Ekonomi Dunia menemukan bahwa Rantai pasokan yang ditingkatkan dengan AI dapat mengurangi sampah makanan hingga 20%, sementara pasar nutrisi yang dipersonalisasi diproyeksikan tumbuh pada 12.4% CAGR hingga 2027 (Grand View Research). Bagi para ahli agronomi dan produsen makanan, ini berarti peluang untuk menyelaraskan praktik pertanian dengan emosi konsumen—seperti mempromosikan “makanan yang menenangkan” selama pergantian musim atau masa-masa stres.
Bisakah Pencitraan Merek Emosional Berlaku untuk Produk Pertanian?
Strategi Tasto menunjukkan bahwa Konsumen tidak hanya membeli produk—mereka membeli pengalaman dan koneksi emosionalBagi petani dan pelaku usaha pertanian, hal ini dapat berarti:
- Bercerita dalam pemasaran: Menyoroti perjalanan tanaman dari ladang hingga ke meja makan dengan narasi emosional.
- Produk yang dipersonalisasi: Menawarkan kotak langganan atau pasangan makanan yang direkomendasikan AI berdasarkan suasana hati dan gaya hidup.
- Daya tarik yang berkelanjutan dan emosional: Menghubungkan praktik pertanian ramah lingkungan dengan nilai-nilai konsumen (misalnya, produk organik yang “memberikan rasa nyaman”).
Masa Depan Pemasaran Pertanian Terletak pada Data dan Emosi
Kampanye Tasto yang digerakkan oleh AI lebih dari sekadar gimmick industri makanan ringan—ini adalah studi kasus tentang bagaimana kecerdasan emosional dan teknologi dapat mendefinisikan ulang hubungan konsumen. Bagi para profesional pertanian, kesimpulannya jelas: Integrasi AI, personalisasi, dan pencitraan emosional dapat membuka permintaan baru, mengurangi limbah, dan memperkuat loyalitas petani terhadap konsumen..
Ketika batasan antara teknologi, emosi, dan pertanian kabur, mereka yang beradaptasi akan memimpin gelombang inovasi industri makanan berikutnya.