Pada tahun yang ditandai dengan kondisi cuaca yang tidak biasa, petani kentang di Pulau Prince Edward (PEI) menghadapi tantangan serius akibat musim semi yang sangat kering. Kekeringan yang berkepanjangan telah menimbulkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap musim tanam dan pertumbuhan serta hasil kentang, yang merupakan bahan pokok pertanian dan perekonomian pulau tersebut.
Memerangi musim semi yang kering
Petani kentang di PEI, di pantai timur Kanada, menghadapi tantangan musim semi yang sangat kering. Stacey Janzer dari CBC News melaporkan kurangnya curah hujan menyebabkan tanah kering, sehingga menyulitkan penanaman. “Kami biasanya tidak memulai pertanian kami lebih awal, tapi kami mungkin seminggu hingga 10 minggu lebih cepat dari biasanya,” kata petani Charlottetown Andrew Smith kepada CBC News. “Saya sangat gembira tentang hal itu. Saya belum pernah melakukan penanaman sejauh ini pada bulan Mei sebelumnya.”
Kekeringan yang terjadi saat ini merupakan bagian dari serangkaian peristiwa cuaca ekstrem yang mempengaruhi wilayah tersebut. Tahun lalu, Badai Fiona membawa hujan lebat dan angin kencang, menyebabkan kerusakan luas pada tanaman pangan dan infrastruktur. Saat ini, kondisi kekeringan yang berkepanjangan menambah tantangan lain bagi petani PEI.
Solusi dan adaptasi inovatif
Menanggapi kondisi cuaca yang menantang, petani PEI menggunakan berbagai strategi untuk memitigasi dampak kondisi kekeringan. Penggunaan sistem irigasi secara luas dan penerapan metode konservasi tanah untuk mempertahankan kelembapan merupakan beberapa langkah utama yang diterapkan.
“Kami harus kreatif tahun ini,” kata petani Mark Roberts. “Irigasi memang diperlukan, namun juga memastikan kita menggunakan setiap tetes air seefisien mungkin.”
Ketahanan dan kemampuan beradaptasi komunitas petani PEI terlihat jelas dalam pendekatan proaktif mereka. Terlepas dari tantangan yang ada, para petani bertekad untuk bertahan dan menemukan solusi inovatif untuk memastikan keberhasilan mereka tanaman.
Tekanan dan dukungan ekonomi
Tekanan ekonomi terhadap petani diperburuk dengan meningkatnya biaya input. “Kami mempunyai banyak biaya produksi,” kata Keisha Rose Topik, presiden Federasi Pertanian PEI. “Harga pupuk telah meningkat sangat tinggi selama beberapa tahun terakhir. Mereka mengatakan angkanya akan turun sedikit tahun ini, tapi angkanya masih sangat tinggi, begitu juga dengan bahan bakar.”
Untuk mendukung petani, pemerintah provinsi dan organisasi pertanian menyediakan bantuan keuangan dan sumber daya. Menteri Pertanian Bloyce Thompson menyoroti komitmen pemerintah: “Kami berkomitmen untuk mendukung petani dan menyediakan alat yang mereka butuhkan untuk sukses.”
Melihat ke depan
Seiring berjalannya musim tanam, fokus tetap tertuju pada prakiraan cuaca dengan harapan turunnya hujan untuk meringankan kondisi kering. Sementara itu, petani kentang PEI terus menunjukkan ketahanan dan inovasi, memastikan kelestarian tanaman mereka—dan warisan pertanian di pulau ini—meskipun ada tantangan.