Dingxi, yang terletak di Provinsi Gansu, Tiongkok, telah lama dikenal sebagai daerah penghasil kentang utama, sehingga mendapat julukan "Ibu Kota Kentang Tiongkok." Dengan sejarah budidaya kentang selama lebih dari 200 tahun, kota ini telah berevolusi dari menggunakan kentang sebagai tanaman pangan menjadi pemain penting di pasar nasional dan internasional. Dingxi telah memanfaatkan iklimnya yang unik—yang memiliki perbedaan suhu siang-malam yang signifikan dan kondisi pertumbuhan yang optimal bagi kentang—untuk meningkatkan kualitas dan skala produksi.
Pada tahun 2023, total nilai industri kentang Dingxi mencapai 23.8 miliar yuan (sekitar $3.2 miliar), didukung oleh fokus kota tersebut pada rantai pasokan kentang yang terintegrasi sepenuhnya. Dari produksi benih hingga teknologi pemrosesan canggih dan pemasaran internasional, Dingxi telah membangun sistem komprehensif yang meningkatkan seluruh siklus hidup kentang.
Inovasi Inti: Benih Kentang dan Teknologi Canggih
Salah satu faktor utama keberhasilan Dingxi terletak pada penelitian dan pengembangannya, khususnya dalam produksi benih kentang. Benih kentang sering disebut sebagai "chip" dari industri kentang karena peran fundamentalnya dalam kualitas dan hasil panen. Dingxi telah menyempurnakan seni budidaya benih kentang bebas virus, menjadikannya pemasok terbesar di negara tersebut. Teknik-teknik canggih kota tersebut, seperti fogponics—sistem di mana kabut air yang diperkaya dengan nutrisi menyuburkan akar—memastikan tanaman lebih sehat dan tumbuh lebih cepat.
Dengan bekerja sama dengan lembaga seperti Pusat Kentang Internasional dan Universitas Pertanian Cina, Dingxi telah menjadi pusat penelitian untuk produksi benih berkualitas tinggi. Dengan 36 perusahaan produksi benih kentang, kota ini memiliki kapasitas produksi tahunan lebih dari 16 miliar benih bebas virus berkualitas tinggi. Benih-benih ini tidak hanya dipasok di dalam negeri tetapi juga diekspor ke negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi, dan Turki.
Standardisasi dan Optimasi Hasil
Untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas, Dingxi telah mengadopsi metode penanaman standar di lahan kentang seluas 2.93 juta hektar. Dengan menggunakan teknologi hemat air seperti irigasi tetes dan integrasi air-pupuk, petani telah meningkatkan hasil panen rata-rata 1,000 kilogram per hektar sekaligus mengurangi konsumsi air hingga 40% dan penggunaan pupuk hingga 30%. Pada tahun 2024, area penanaman kentang Dingxi mencapai hampir 2.94 juta hektar, dengan 2.5 juta hektar di antaranya ditanami secara standar, yang menjadi bukti efisiensi praktik modern ini.
Para petani kini menuai hasil dari inovasi ini. Pergeseran dari teknik pertanian tradisional ke modern telah memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatan mereka sambil menjaga keberlanjutan. Di wilayah yang rawan kekeringan seperti Distrik An Ding di Dingxi, pengenalan sistem pengelolaan air telah membuat lahan yang tadinya tandus menjadi subur kembali, membuktikan bahwa inovasi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan.
Memperluas Portofolio Produk Kentang
Selain kentang mentah, Dingxi telah memanfaatkan produk bernilai tambah, khususnya "mi lebar Dingxi" yang terkenal. Mi yang terbuat dari pati kentang berkualitas tinggi ini telah mendapatkan pengakuan domestik dan internasional. Lebih dari 48 lini produksi di 42 pabrik menghasilkan 8 juta ton mi setiap tahunnya, yang berkontribusi terhadap pasar yang bernilai lebih dari 5 miliar yuan ($685 juta).
Dengan investasi lebih lanjut dalam pemrosesan makanan tingkat lanjut, Dingxi telah memperluas lini produknya hingga mencakup keripik kentang, kue, dan bahkan minuman, mengubah kentang sederhana menjadi beragam barang bernilai tinggi. Produk makanan kota tersebut kini diekspor ke pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Kanada.
Kisah sukses Dingxi menggambarkan bagaimana teknik pertanian modern, penelitian, dan integrasi industri dapat mengubah spesialisasi regional menjadi pusat kekuatan global. Dengan berfokus pada produksi benih berkualitas, optimalisasi hasil panen, dan produk bernilai tambah, Dingxi tidak hanya merevolusi ekonomi lokalnya, tetapi juga menetapkan tolok ukur untuk praktik pertanian berkelanjutan dan berteknologi tinggi. Seiring dengan upaya Tiongkok memodernisasi sektor pertaniannya, Dingxi menjadi model bagi wilayah lain untuk diikuti, memadukan tradisi dengan inovasi demi masa depan yang lebih cerah dan lebih produktif.