Perkiraan kekurangan ubi jalar dan ubi jalar di Barbados menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemangku kepentingan pertanian karena iklim dan penyakit menimbulkan tantangan yang berat.
Richard Armstrong, seorang tokoh terkemuka di bidang pertanian Barbados dengan pengalaman bertani selama lebih dari empat dekade, telah menyuarakan kekhawatiran mengenai akan terjadinya kekurangan ubi jalar dan ubi jalar. Perkiraan kelangkaan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk berkurangnya curah hujan dan gelombang panas yang hebat selama musim hujan.
Pengamatan Armstrong menggarisbawahi kenyataan yang meresahkan: perpaduan antara penyakit tanaman, suhu ekstrem, dan kekeringan mengancam penurunan hasil panen bahan pokok penting ini secara signifikan. Dengan menyerukan tindakan bersama, Armstrong menganjurkan inisiatif kolaboratif antara pihak berwenang dan institusi akademis seperti University of the West Indies untuk mengatasi permasalahan mendesak ini.
Dampak suhu tinggi pada musim hujan tahun ini, khususnya pada bulan Agustus dan September, sangat mempengaruhi hasil panen. Armstrong menyoroti kerentanan ubi jalar dan ubi terhadap ancaman mikroba, ditambah dengan suhu panas yang memecahkan rekor, melampaui tingkat pra-industri sebesar 1.37 derajat Celcius.
Kondisi cuaca buruk tahun lalu mengakibatkan hasil panen ubi mengalami penurunan drastis, berkurang setengahnya dibandingkan tahun sebelumnya. Armstrong menggarisbawahi ancaman berbahaya yang ditimbulkan oleh virus yang kompleks, terutama yang menyerang ubi jalar. Virus kerdil klorotik ubi jalar (SPCSV), yang merupakan penyebab utama kerusakan tanaman, secara signifikan menghambat pertumbuhan tanaman merambat dengan mengorbankan kemampuan fotosintesis, dan lalat putih berperan sebagai pembawa utama. Sayangnya, saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan kompleks virus yang melemahkan ini.
Tantangan yang dihadapi budidaya ubi jalar dan ubi jalar di Barbados mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas di kawasan Karibia. Perubahan pola iklim dan penyebaran penyakit akibat virus menimbulkan ancaman signifikan terhadap ketahanan pangan regional. Armstrong menekankan bahwa krisis produksi ubi jalar sebagian besar disebabkan oleh kondisi lingkungan yang buruk dibandingkan kurangnya upaya budidaya.
Saat Barbados menghadapi tantangan berat ini, kolaborasi antara pemangku kepentingan pertanian dan institusi akademis muncul sebagai strategi penting dalam merancang solusi tangguh untuk menjaga masa depan produksi ubi jalar dan ubi jalar di tengah realitas iklim yang terus berkembang.